Sabtu, 20 Juni 2015
Refleksi Perjuangan Kang Bahar
Kang Bahar, sosok karakter yang begitu disegani
dalam sebuah serial televisi RCTI berjudul Preman Pensiun sungguh sangat
melekat pada pribadi seorang aktor Indonesia berjuluk Didi Petet. Sosok yang
bernama asli Didi
Widiatomo atau yang populer dengan nama panggung
Didi Petet memulai ketertarikannya pada dunia seni peran telah terlihat sejak beliau duduk di bangku SMA. Beliau yang terkenal sangat mampu menghidupkan suatu karakter tokoh yang dibebankan membuat suatu image dari tokoh yang diperankannya mudah melekat kepada sosoknya dalam masyarakat.
Didi Petet memulai ketertarikannya pada dunia seni peran telah terlihat sejak beliau duduk di bangku SMA. Beliau yang terkenal sangat mampu menghidupkan suatu karakter tokoh yang dibebankan membuat suatu image dari tokoh yang diperankannya mudah melekat kepada sosoknya dalam masyarakat.
Didi Widiatmoko lahir di Surabaya,
Jawa Timur, 12 Juli 1956, namun masa kecil beliau lebih banyak dihabiskan di Kota
Bandung, karena orang tua Didi ditugaskan di Bandung bekerja di PT. Kereta Api
Indonesia. Kang Didi, begitu julukan yang banyak diberikan oleh rekan-rekan
beliau, pernah menempuh pendidikan di sekolah SD Sabang Bandung kemudian SMPN 5
Bandung, dan SMAN 3 Bandung. Asal mula nama panggung kang Didi Petet didapatkan
saat beliau duduk di bangku SMA dikarenakan mata kang Didi agak sipit yang
dalam Bahasa sunda biasa disebut “petet” sehingga melekatlah nama tersebut
menjadi julukan Kang Didi yang sampai sekarang menjadi nama panggung
kebesarannya.
Bakat dan ketertarikan Kang Didi
sudah terlihat sejak beliau masih kecil dan mulai menyalurkan ketertarikannya
tersebut saat duduk di bangku SMA di SMA N 3
Bandung dimana beliau pertama kali manggung
bersama Djaduk Jayakusuma. Tekad beliau untuk memajukan dunia seni peran
Indonesia sangat besar. Hal tersebut dibuktikan dengan keputusan beliau
mengambil jurusan seni peran atau teater dalam lanjutan studi kuliahnya di
Institut Kesenian Jakarta. Darah seni sangat kental mengalir dalam diri Kang
Didi. Selain aktif dalam dunia teater,
Kang Didi juga seorang dosen di Institut Kesenian Jakarta. Terakhir Kang
Didi menjabat sebagai Ketua Koperasi Pelestari Budaya Nusantara (KPBN). Dia
juga mengajar di Didi Petet Acting School yang bergabung dengan Look Inc
School.
Didi Petet memulai karir filmya
sejak 1985 di film "Semua Karena Ginah" . Perkenalannya dengan
seniman Harry Rusli membuka jalannya untuk berkecimpung di panggung teater.
Selain bersama Harry, Didi juga pernah bergabung dalam teater Koma pimpinan
Nano Riantiarno. Kang Didi terkenal semenjak memerankan Emon, dalam film
Catatan Si boy. Karena perannya sebagai emon, Didi Petet mendapat gelar Aktor
Terpuji Festival Film Bandung (FFB) 1988. Kang Didi juga semakin terkenal
setelah memerankan tokoh Kabayan dalam Film Kabayan Saba Kota. Pada tahun tahun
1994 Didi memerankan lanjutan film Kabayan, yakni Si Kabayan Cari Jodoh.
Dari film tersebut Didi Petet mendapat penghargaan sebagai Aktor Terpuji FFB
tahun 1994.
Didi Petet dikenal sebagai sosok
yang sangat mendalami peran yang dijalaninya dalam sebuah seni peran. Beliau
sangat pandai membawakan watak tokoh yang diperankan dalam sebuah gimik khas
Kang Didi dengan sempurna. Hal tersebut membuat image tokoh yang diperankannya sangat mudah melekat pada dirinya
meskipun beliau sudah berada diluar peran yang dibawakannya. Sosok kang bahar
yang terakhir kali dibintangi oleh Didi Petet sebelum tutup usia menjadi bukti
bahwa beliau adalah sosok yang disegani dan dihormati oleh rekannya. Sosok kang
bahar yang disegani dalam sinetron yang dibesuti oleh kang Didi sendiri melekat
pada dirinya karena dalamnya peran yang dilakoni oleh beliau.
Disegani namun beliau sangat
mementingkan sahabat, begitulah sekiranya sosok Didi Petet yang patut dicontoh
dari beliau. Meskipun beliau disegani dan dihormati oleh rekannya, tetapi
beliau tetap sosok yang rendah hati,
ramah dan sangat mengedepankan persahabatan. Kesungguhan beliau dalam mendalami
sebuah peran yang dilakoni mencerminkan sebuah pesan bahwa dalam melakukan
sebuah pekerjaan harus bersunggu-sungguh dan jangan dilakukan dengan setengah-setengah
untuk hasil yang maksimal.
Label:
Sosok,
Tulisan Tugas
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar